Harga
minyak cenderung melemah di awal pekan ini setelah survei negara produsen
minyak (OPEC) menunjukkan kalau produksi tinggi pada November ditambah dolar
Amerika Serikat (AS) cenderung menguat.
Pada
penutupan perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), harga minyak jenis Brent
berjangka turun 25 sen atau 0,6 persen menjadi US$ 44,61 per barel. Harga
minyak West Texas Intermediate (WTI) susut 6 sen menjadi US$ 41,65.
Kedua
harga minyak dunia ini melemah sekitar 10 persen pada November 2015 seiring
pasokan global masih tinggi sehingga menunjukkan tanda kenaikan harga minyak
kecil.
"Kami
merasa satu-satunya harapan untuk kenaikan harga minyak berasal dari pasokan
akhir tahun yang akan buat harga minyak mentah acuan AS menarik," ujar
Analis Tyche Capital Advisors, Tariq Zahir seperti dikutip dari laman Reuters,
Selasa (1/12/2015).
Ia
menambahkan, harga minyak ada kemungkinan
turun dan fluktuaktif dengan target harga skeitar US$ 30.Penurunan harga minyak
ini juga dipicu dari perkiraan produksi negara produsen minyak atau OPEC.
Berdasarkan
survei Reuters, produksi minyak dari OPEC mencapai 130 ribu barel per hari pada
November 2015. Produksi minyak OPEC mencapai 30 juta barel.
Sementara itu, dari data AS
menunjukkan kalau produksi minyak mentahnya turun hanya 20 ribu barel per hari
menjadi 9,32 juta barel per hari pada September 2015 sedangkan jumlah rig jatuh
lebih banyak. Adapun dolar AS cenderung
mencapai level tertinggi dalam delapan bulan terhadap mata uang lainnya.