Kamis, 14 Januari 2016

TOTAL TURUNKAN HARGA BAGAIMANA PERTAMINA DAN SHELL ?



Tiga perusahaan penjual Bahan Bakar Minyak (BBM) bersaing dalam penetapan harga pada pertengahan Januari 2015 ini. Ada yang menurunkan namun ada juga yang memilih untuk mempertahankan.

Pantauan Liputan 6.com pada Stasiun Pengisan Bahan BakarUmum (SPBU) PT Pertamina (Persero) 34-12510 Jalan TB Simatupang, Jakarta, Jumat (15/1/2015), harga produk BBM Pertamina tidak mengalami perubahan sejak penurunan yang dilakukan pada harga 5 Januari 2016 lalu.

BBM jenis Pertamax 92 masih dibandrol di harga Rp 8500 per liter. Untuk Pertamax Plus 95 di harga Rp 9400 per liter. Sedangkan untuk Pertamina Dex di harga Rp 9.600 per liter.

"Harga belum berubah, Pertamax masih Rp 8500 per liter. Terakhir berubah pada 5 Januari kemarin. waktu itu turun harganya,"‎ kata seorang petugas SPBU 34-12510 Jalan TB Simatupang, Nurul saat berbincang dengan Liputan6.com.

Mempertahankan harga juga dilakukan PT Shell Indonesia. Pantauan di SPBU Shell kawasan Pejaten Jakarta, produk BBM Shell jenis dibandrol Rp 8.550 per liter, V-Power Rp 9.550 per liter dan Diesel Rp 9.650 per liter‎.

Sedangkan PT Total Oil Indonesia memilih untuk menurunkan harga BBM. Saat ini perusahaan minyak asal Prancis tersebut membandrol produk BBM jenis Performance 92 Rp 8.550 per liter, Performance 95 di harga Rp 9.750 per liter dan Performance Diesel di angka Rp 9.650 per liter.

Sedangkan berdasarkan pantauan harga sebelumnya atau yang dilakukan 5 Januari 2016, harga harga produk BBM total Performance 92 dibandro Rp 8.750 per liter, Performance 95 di level Rp 10.000 per liter dan Performace Diesel di harga Rp 9.850 per liter
.

Selasa, 12 Januari 2016

HARGA MINYAK TEMBUS DIBAWAH US$ 30 PER BAREL


Harga minyak sempat menyentuh level di bawah US$ 30 per barel pada perdagangan intraday meskipun akhirnya mampu ditutup kembali di atas level US$ 30 per barel pada perdagangan Selasa. Pelemahan terus-menerus harga minyak tersebut terjadi karena kekhawatiran akan permintaan yang melemah di samping produksi yang terus dipompa.

Mengutip Reuters, Rabu (13/1/2016), harga minyak mentah US West Texas Intermediate (WTI) turun US$ 1,19 per barel atau 3,7 persen menjadi US$ 30, 22 per barel pada penutupan perdagangan. Dalam perdagang intraday, harga minyak WTI sempat menyentuh level US$ 29,93 per barel. Level tersebut pernah dicetak pada Desember 2003.

Sedangkan harga minyak Brent yang menjadi patokan harga global, turun 97 sen menjadi US$ 30,58 per barel. Penurunan tersebut mencapai 3,1 persen. Dalam perdaganganintraday, minyak Brent sempat menyentuh level US$ 30,34 per barel.

Pemicu pelemahan harga minyak ini masih sama dengan hari-hari sebelumnya. Pelaku apsar merasa khawatir dengan apa yang terjadi di China. Penurunan pertumbuhan ekonomi China akan sangat berdampak kepada permintaan energi terutama minyak mentah.

Selain itu, tidak adanya langkah-langkah untuk menahan produksi dari para negara-negara produsen minyak juga menjadi penyebab penurunan harga minyak. Produksi yang tidak terkontrol membuat pasokan berlimpah sehingga menekan harga.

Penurunan harga minyak sepanjang Selasa yang hampir menyentuh angka 4 persen tersebut menambah penurunan yang terjadi sepanjang tahun ini. Jika dihitung sejak awal tahun, harga minyak telah melemah hampir 20 persen.

Beberapa analis memperkirakan bahwa harga minyak bisa menyentuh level US$ 20 per barel di tahun ini. Bahkan analis dari Standard Chartered mengatakan harga minyak bisa menyentuh levelUS$ 10 per barel.

"Posisi bearish ini memang terlalu dalam. Namun memang jika dilihat dari sisi fundamental tidak ada perubahan yang berarti," tutur Dominick Chirichella, Senior Partner di Energy Management Institute.

Direktur Long Leaf Trading Group, Tim Evans menuturkan harga minyak berada di bawah US$ 32 untuk WTI merupakan level kunci support penting.

"Pelaku pasar akan mengikuti perkembangan berita dari China untuk mengubah arah investasinya. Pelaku pasar juga melihat data ekonomi AS pada pekan ini. Pasar membutuhkan sentimen kuat agar mengatasi pelemahan Asia," ujar Evans.

Sebenarnya, harga minyak sempat menguat pada setelah adanya bom yang menyerang Istanbul, Turki. Setelah bon tersebut terjadi beberapa negara yang masuk ke dalam organisasi pengeskpor minyak (OPEC) meminta diadakan pertemuan darurat.

Namun harga kembali jatuh setelah Arab Saudi memberikan sinyal untuk membatalkan pertemuan darurat tersebut. OPEC memang beberapa kali menunda pertemuan yang diusulkan oleh para anggota.

Pada pekan ini, pelaku pasar akan mengamati data produksi minyak mentah AS dan neraca perdagangan China
.

Minggu, 10 Januari 2016

KEUNGGULAN DAN KELEMAHAN BIODESEL



Biodiesel adalah bentuk bahan bakar diesel yang lebih aman bagi lingkungan dibandingkan dengan diesel konvensional. Biodiesel, sama seperti bahan bakar lainnya memiliki kelebihan serta kekurangan, dan melalui artikel ini mari kita menyimak keunggulan dan kelemahan biodisel.
Keunggulan Biodiesel :
  • Biodiesel tidak beracun.
  • Biodiesel adalah bahan bakarbiodegradable.
  • Biodiesel lebih aman dipakai dibandingkan dengan diesel konvensional.
  • Biodiesel dapat dengan mudah dicampur dengan diesel konvensional, dan dapat digunakan di sebagian besar jenis kendaraan saat ini, bahkan dalam bentuk biodiesel B100 murni.
  • Biodiesel dapat membantu mengurangi ketergantungan kita pada bahan bakar fosil, dan meningkatkan keamanan dan kemandirian energi.
  • Biodiesel dapat diproduksi secara massal di banyak negara, contohnya USA yang memiliki kapasitas untuk memproduksi lebih dari 50 juta galon biodiesel per tahun.
  • Produksi dan penggunaan biodiesel melepaskan lebih sedikit emisi dibandingkan dengan diesel konvensional, sekitar 78% lebih sedikit dibandingkan dengan diesel konvensional.
  • Biodiesel memiliki sifat pelumas yang sangat baik, secara signifikan lebih baik daripada bahan bakar diesel konvensional, sehingga dapat memperpanjang masa pakai mesin.
  • Biodiesel memiliki delay pengapian lebih pendek dibandingkan dengan diesel konvensional.
  • Biodiesel tidak memiliki kandungan sulfur, sehingga tidak memberikan kontribusi terhadap pembentukan hujan asam.
Kelemahan Biodiesel:
  • Biodiesel saat ini sebagian besar diproduksi dari jagung yang dapat menyebabkan kekurangan pangan dan meningkatnya harga pangan. Hal ini bisa memicu meningkatnya kelaparan di dunia.
  • Biodiesel 20 kali lebih rentan terhadap kontaminasi air dibandingkan dengan diesel konvensional, hal ini bisa menyebabkan korosi, filter rusak, pitting di piston, dll.
  • Biodiesel murni memiliki masalah signifikan terhadap suhu rendah.
  • Biodiesel secara signifikan lebih mahal dibandingkan dengan diesel konvensional.
  • Biodiesel memiliki kandungan energi yang jauh lebih sedikit dibandingkan dengan diesel konvensional, sekitar 11% lebih sedikit dibandingkan dengan bahan bakar diesel konvensional.
  • Biodiesel dapat melepaskan oksida nitrogen yang dapat mengarah pada pembentukan kabut asap.
  • Biodiesel, meskipun memancarkan emisi karbon yang secara signifikan lebih aman dibandingkan dengan diesel konvensional, masih berkontribusi terhadap pemanasan global dan perubahan iklim.

HARGA MINYAK DUNIA ANJLOK10% DALAM SEPEKAN


Harga minyak terus terkikis dalam lima hari berturut-turut pada penutupan perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB). Harga minyak turun sekitar 10 persen pada pekan ini. 

Goldman Sachs menilai merosotnya harga minyak dibutuhkan demi memaksa para produsen memangkas pasokan minyak untuk menyeimbangkan kekenyakan stok global dan prosepek permintaan yang suram di pasar.

Dilansir dari Reuters, Sabtu (9/1/2015), harga minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) berakhir US$ 11 sen lebih rendah menjadi US$ 33,16 per barel. Harga minyak sempat merosot ke level US$ 2,1 per barel pada Kamis, terendah sejak Desember 2003.

 
Pasokan minyak global masih bertahan meski jumlah rig pengeboran minyak di AS berkurang pada tahun lalu. Hal ini merupakan pemangkasan tahunan pertama sejak 2002 dan penurunan terbesar sejak setidaknya 1988, menurut Baker Hughes
Harga minyak Brent turun US$ 20 sen menjadi US$ 33,55 per barel usai meluncur ke level terendah sejak April 2014 di US$ 32,16 per barel.

Kedua patokan harga minyak tersebut mencapai posisi terendah dalam 12 tahun pada awal pekan ini setelah crash pasar modal China mengguncang bursa saham global.

Maraknya aksi jual minyak sejak 18 bulan yang lalu membuat pedagang dan investor bertanya-tanya berapa lama dan seberapa dalam harga minyak akan tersungkur dari atas USS 100 per barel. Setelah bertengger di bawah US$ 40 per barel, tampaknya harga minyak harus siap terpuruk di bawah US$ 30 per barel.

Goldman Sachs memperkirakan harga minyak bisa turun lebih dalam ke US$ 20 per barel. Berdasarkan interaksi antara perusahaan produsen minyak dan investor pada yang digelar konferensi Goldman Sachs di Miami pekan ini, produsen tidak siap untuk memangkas produksi pada harga saat ini.

"Sebaliknya, sebagian besar produsen berbicara soal kelincahan mereka untuk menghabiskan arus kas.Ini menyakitkan nvestor yang khawatir," tulis catatan Goldman Sachs.