Pelemahan harga minyak dunia diperkirakan akan segera berakhir. Di akhir tahun 2016, diperkirakan harga minyak dunia meningkat sampai US$ 60 per barel.
Ekonom Standard Chartered Bank Indonesia Aldian Taloputra mengatakan, hal tersebut didorong oleh pasokan shale gas dari Amerika Serikat (AS) yang diperkirakan berkurang. Itu berarti, permintaan minyak akan kembali meningkat.
"Negara non OPEC khususnya AS dengan harga minyak sekarang produksi shale gassudah turun, proyeksi kita berlanjut," ujarnya, di Jakarta, Selasa (26/1/2016).
Ekonom Standard Chartered Bank Indonesia Aldian Taloputra mengatakan, hal tersebut didorong oleh pasokan shale gas dari Amerika Serikat (AS) yang diperkirakan berkurang. Itu berarti, permintaan minyak akan kembali meningkat.
"Negara non OPEC khususnya AS dengan harga minyak sekarang produksi shale gassudah turun, proyeksi kita berlanjut," ujarnya, di Jakarta, Selasa (26/1/2016).
Kemudian, peningkatan pasokan minyak dari Iran diperkirakan tidak tercapai. Selama sanksi program nuklir, lanjut dia, investasi di Iran mampet.
"Iran kan kena sanksi tahun 2012 sekitar itu enggak ada investasi besar-besaran sektor itu mungkin sumurnya enggak dimaintenance. Kalau dijumlah non OPEC turun sama OPEC naik, tetap masih tinggi permintaanya harga di akhir tahun akan naik," tambahnya.
Sebagai informasi, harga minyak AS turun US$ 1,52 menjadi US$ 30,67 per barel. Sementara itu harga minyak Brent susut US$ 1,28 menjadi US$ 30,9 per barel.
Penurunan harga minyak dunia didorong oleh kekhawatiran pelaku pasar karena kelebihan pasokan minyak seiring membludaknya pasokan dari Iran
"Iran kan kena sanksi tahun 2012 sekitar itu enggak ada investasi besar-besaran sektor itu mungkin sumurnya enggak dimaintenance. Kalau dijumlah non OPEC turun sama OPEC naik, tetap masih tinggi permintaanya harga di akhir tahun akan naik," tambahnya.
Sebagai informasi, harga minyak AS turun US$ 1,52 menjadi US$ 30,67 per barel. Sementara itu harga minyak Brent susut US$ 1,28 menjadi US$ 30,9 per barel.
Penurunan harga minyak dunia didorong oleh kekhawatiran pelaku pasar karena kelebihan pasokan minyak seiring membludaknya pasokan dari Iran
Tidak ada komentar:
Posting Komentar